Sabtu, 01 Februari 2014

waktu itu kita masih sama-sama kecil. Waktu itu Tuhan mempertemukan kita dalam dimensi ruang-ruang dan waktu yang sama. Waktu itu kita terdiam dalam melodi hampa, tak bersuara. Waktu itu setiap ekspresi melukiskan makna. Kita membisu dalam rasa penasaran yang menyiksa. Dalam dada berkecamuk tanya, "Siapa Namanya?" Namun, tak ada keberanian nyata untuk menyapa. Kawan, itulah awal cerita kita bertemu, awal semangat kita menyatu dan segala asa bertempuh.
          Kini, sudah hampir 36 bulan, 156 minggu dan hampir 1000 hari kita masih tetap bertahan disana, bertukar rasa pengalaman, mengukir cerita, cinta dan cita.
          Ingatanku kembali terlempar pada lembaran nostalgia yang indah. Aku tertawa menapikan diriku, aku ngikik akan lelucon Ebana, aku geli melihat kritikus Rio yang gegabah berkomentar dan aku penat melihat Fauziah yang rajin belajar. Namun, aku juga iba pada 2 korban bully sepanjang masa Arif dan Yahyi.
           Tak terasa, kini 2 tahun setengah yang lebih itu mulai menguap. Cepat uapnya melebihi kecepatan neutrino. Kawan, akankah kita akan mengingat kelak? Mengingat si Master Laughing Hilna, mengingat Twins Brothers Alprona dan Cahyo, mengingat duo ratu yang suka ngedumel Windy dan Regina, mengingat  Tiga Serangkai Pemicu bunyi samar yang nyaring : Rio, Dodo, Djoko, mengingat Tungki Band yang tenar di 2014 dengan personil : Leni, Kartini, Widya, Pipin, Fifi, Sondang, mengingat seluruh teman-teman yang lain? Aku harap, AKAN! Apakah kalian juga akan mengingat momen dimana kita melemparkan jutaan ego ke dlam negeri antah berantah dan menyatukan semangat untuk mencapai puncak kegilaan di open stage? Hanya fokus pada satu tujuan : Memenangkan lomba lagu Adiwiyata! Oh Tuhan, betapa bahagianya kita waktu itu. Tak ada keegoisan, tak ada paksaan. Yang ada hanya kegembiraan dalam kebersamaan.
         Dan, 10 tahun mendatang akan menjadi apakah kita? Akankah pundi-pundi keuangan dan inflasi di negeri kita dapat ditangani oleh Fauziah? Akankah Desi menjadi wanita lemah lembut setelah mengajar di PAUD? Akankah Tisna berhasil menapaki dunia sastra Indonesia? Dan, akankah kita semua menjadi orang yang berhasil nanti? INSYAALLAH! Karena, selalu ada jalan ntuk mencapai sesuatu.
        Tiga tahun kebersamaan kita telah menghantarkan kita pada jati diri kita yang sesungguhnya. Kini, tak ada lagi Edo yang bisu, tak ada lagi Arif yang pemalu dan tak ada lagi keraguan untuk maju. Jati diri dan mimpi kita telah berpadu. Lalu, kenapa tidak segera melesatkannya? Kawan, inilah saatnya orbitkan ia hingga mencapai Neptunus laksana padatan natrium yang melejit ketika bereaksi dengan air. Hantam hukum gravitasi (hambatannya), hitung limit tak hingganya, terjang ia dengan integral dan lemparkan ia ke sigma biar pusing


created by : Suci Nindi Aswari


hiks hiksss *ilapiningussesamakawan* =)) makasih ya Suci keren benjet tulisannya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar